topmetro.news ,Medan– Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumut mengatakan sebanyak Hektar lahan di kawasan Danau Toba hangus terbakar.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan, Penegakan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Dinas LHK Sumut, Zainuddin Harahap ketika ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa (29/7/2025).
Berdasarkan data yang terhitung sejak tanggal 2 Juni sampai 24 Juli 2025, Zainuddin menyebut ribuan hektar tersebut disebabkan karena adanya kebakaran hutan dan lahan yang cukup signifikan.
“Kawasan yang cukup tinggi Karhutla terjadi di Samosir dengan menghanguskan 1.052 hektar dan di Kabupaten Toba sebanyak 240 hektar hangus terbakar hingga hari ini,”ucapnya.
Ia juga mengatakan jumlah data seluruh lahan yang hangus, mayoritas berada di kawasan Danau Toba.
“Kabupaten Simalungun ada 105 hektar lahan, Kabupaten Toba ada 240 hektar lahan, Kabupaten Karo ada 63 hektar, Kabupaten Dairi 82 hektar lahan, Kabupaten Samosir 1.052 hektar, Kabupaten Humbahas sebanyak 163 hektar dan Kabupaten Tapanuli Utara sebagai 3 hektar,” ucapnya.
Lanjut Zainuddin Karhutla di Kawasan Danau Toba hari ini hanya ada satu titik.
Karhutla yang terjadi hari ini, terjadi di perbukitan Desa Habeahan Naburahan, Sianjur Mula-Mula, Kabupaten Samosir.
“Kejadian diperkirakan sekitar pukul 09.30 WIB, berdasarkan informasi dari masyarakat dan kebakaran masih sedang berlangsung,” ucapnya.
Zainuddin menyebut kebakaran yang terjadi pada hari ini kurang lebih sebanyak 5 hektar.
“Hari ini kebakaran di lahan yang terbakar adalah hutan lindung, tapi penyebabnya belum diketahui, tetapi tim masih dalam tahap pemadaman,” ucap Zainuddin.
Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara menetapkan tujuh daerah dalam status siaga darurat bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan.
Hal itu dikatakan Kepala BPBD Sumut Tuahta Ramajaya Saragih saat memberikan keterangannya, Jumat (25/7/2025).
Tuahta mengatakan, tujuh daerah status siaga darurat yakni Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Lalu, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi dan Kabupaten Tapanuli Utara.
Kemudian langkah penetapan siaga darurat ini merupakan arahan dari Gubernur Sumut Bobby Nasution, agar masalah kebakaran dan kekeringan bisa diatasi.
“Ini adalah bagian dari upaya kita menaikkan air permukaan. Langkah-langkah antisipasi, kita sudah mensiagakan petugas kita disana, untuk memadamkan api api yang muncul, juga mendistribusikan air bersih,”ucapnya.
Dia mengatakan, data BPBD Sumut mencatat sebanyak 80 kejadian kebakaran hutan di provinsi itu periode Januari-Juli 2025 yang tersebat di 21 kabupaten/kota.
“Dan ini juga sudah berlangsung cukup lama ya. Januari-Juli 2025 total kebakaran hutan dan lahan sebanyak 80 kejadian. Luas yang terdampak 1.804, 95 hektare,” sambungnya.
Lebih lanjut, Tuahta menyebutkan, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga puncak kemarau itu akan berlangsung pada bulan Juli ini sampai dengan akhir Agustus 2025.
“Jadi berdasarkan itu, dan fakta dilapangan juga itu memang, hampir benar terjadi ya, kekeringan dan kebakaran hutan. Apalagi memang saat ini sedang revalidasi geopark kaldera toba dari Unesco. Jadi ini juga bentuk komitmen pak gubernur dan 7 kepala daerah, untuk menjaga bahwa geopark ini tetap green card nanti,” ungkapnya.
Karena itu, Tuahta berharap kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG membuat hujan buatan di tujuh daerah yang rawan terjadi kebakaran tersebut.
“Ini hanya siaga darurat, selain memang kolaborasi dengan BMKG, BNBP soal pembuatan hujan, juga kita harap untuk menyiapkan stakeholder di kabupaten dan provinsi untuk masa kekeringan sampai dengan agustus nanti,” ucapnya.
Penulis | Erris